makalah akulturasi nusantara kebudayaan dan hindu budha
- Get link
- X
- Other Apps
A.
PENGERTIAN AKULTURASI NUSANTARA
KEBUDAYAAN DAN HINDU-BUDHA
Akulturasi kebudayaan yaitu suatu proses pencampuran
antara unsur-unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain , sehingga
membentuk kebudayaan baru . Kebudayaan baru yang merupakan hasil pencampuran
itu masing-masing tidak kehilangan kepribadian/ciri khasnya . Oleh karena itu ,
untuk dapat berakulturasi , masing-masing kebudayaan harus seimbang .
Begitu juga untuk kebudayaan Hindu-Budha dari India
dengan kebudayaan Indonesia asli . Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia
menyebabkan munculnya Akulturasi. Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya
dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling
mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan
tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu
saja melainkan melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi
kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini
disebabkan karena:
1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar
kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia
menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa
Indonesia atau local genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima
unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.
3. Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi
kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan
akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut
merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan
kebudayaan Indonesia.
Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan
Indonesia asli.
Seni Bangunan
Bentuk-bentuk bangunan di
Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya
Hindu-Budha dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan yang megah ,
patung-patung perwujudan dewa atau Budha , serta bagian-bagian candid an stupa
adalah unsur-unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakikatnya
adalah punden berundak yang merupakan unsur Indonesia asli . Candi Borobudur
merupakan slah satu contoh dari bentuk akulturasi tersebut .
Candi
Candi merupakan sebuah bangunan yang berasal dari
zaman kekuasaan kerajaan – kerajaan Hindu-Budha di Indonesia . Kata candi
berasal dari kata candika yaitu salah satu nama dewi Durga . Candi juga berasal
dari kata cinandi yang berarti makam . Pada umumnya candi terdiri atas tiga
bagian yaitu :
§ Bhurloka adalah bawah candi yang melambangkan
kehidupan dunia fana.
§ Bhurvaloka adalah bagian candi yang melambangkan
tahap pembersihan dan pemurnian jiwa.
§ Svarloka adalah melambangkan tempat para dewa atau
jiwa yang telah disucikan.Contoh Wujud Akulturasi Budaya Hindu Buddha di
Indonesia
Ada tiga hal mencolok yang dapat kita lihat sebagai
wujud akultusai antara nilai kebudayaan Hindu Budha dan nilai-nilai kebudayaan
Indonesia asli yaitu seni bangunan, kepercayaan dan juga sistem pemerintahan.
Munculnya budaya Hindu-Buddha (India) di Indonesia sangat
besar pengaruhnya terhadap seni bangunan, terutama pada bangunan candi. Candi
Hindu dan Buddha yang ditemukan di Indonesia pada dasarnya merupakan wujud
akulturasi. Dasar bangunan candi itu merupakan hasil pembangunan bangsa
Indonesia dari zaman Megalitikum, yaitu dari bangunan punden berundak-undak.
Punden berundak-undak ini mendapat pengaruh Hindu-Buddha, sehingga menjadi
wujud sebuah candi. Seni Rupa/ Seni Lukis Unsur seni rupa atau seni lukis India
telah masuk ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan ditemukannya patung Budhha
berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Buddha berlanggam
Amarawati ditemukan di Sikadeng (Sulawesi Selatan). Pada Candi Borobudurtampak
adanya seni rupa India, dengan ditemukannya relief-relief ceritasang Buddha Gautama.
Relief pada Candi Borobudur umumnya menunjukkan suasana alam Indonesia,
terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati.
Masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha ke
Indonesia mengakibatkan terjadinya percampuran antara kedua kepercayaan itu,
namun tidak meninggalkan kepercayaan asli Indonesia, terutama dilihat dari segi
pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pemujaan terhadap dewa-dewa alam. Sosial
Dalam bidang sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tata kehidupan sosial
masyarakat. Misalnya, dalam masyarakat Hindu diperkenalkan adanya sistem kasta
. Ekonomi Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besar pengaruhnya dan tidak begitu
banyak terjadi perubahan, karena masyarakat Indonesia telah mengenal aktivitas
perekonomian melalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh
Hindu-Buddha. Pemerintahan Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia,
bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan seorang kepala suku.
Sistem pemerintahan seorang kepala suku berlangsung
secara demokratis, dimana salah seorang kepala suku merupakan pimpinan yang
dipilih dari kelompok sukunya, karena memiliki kelebihan dari anggota suku
lain. Akan tetapi, setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha, tata pemerintahan
disesuaikan dengan sistem pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala
suku, melainkan seorang raja yang memerintah atas wilayah kerajaannya secara
turun temurun. Bukan lagi ditentukan oleh kemampuan, melainkan keturunan.
B.
SISTEM KEPERCAYAAN
Agama
Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन
धर्म
"Kebenaran Abadi" dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan
Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama
ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan
bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM
sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga
kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen
dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa.
Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis - Sidrap).
Keyakinan dalam Hindu
Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis - Sidrap).
Keyakinan dalam Hindu
Hindu
seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja
banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa
bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya.
Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya
ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang
memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
1.
Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan segala aspeknya
2.
Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa
dalam setiap makhluk
3.
Karmaphala Tattwa - percaya dengan
adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
4.
Punarbhava Tattwa - percaya dengan
adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5.
Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan
tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.
v Konsep
ketuhanan
Salah
satu bentuk penerapan monoteisme Hindu di Indonesia adalah konsep Padmasana,
sebuah tempat sembahyang Hindu untuk memuja Brahman atau "Tuhan Sang
Penguasa".
Seorang
perempuan Hindu Bali sedang menempatkan sesaji di tempat suci keluarganya.Kuil
Hindu di caldeira Bromo, pegunungan Tengger, Jawa Timur
Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di dunia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain henoteisme, panteisme, monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara menyeluruh.
Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di dunia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain henoteisme, panteisme, monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara menyeluruh.
v Sekte
(aliran) dalam Hindu
Jalan
yang dipakai untuk menuju Tuhan (Hyang Widhi) jalurnya beragam, dan kemudian
dikenallah para dewa. Dewa yang tertinggi dijadikan sarana untuk mencapai Hyang
Widhi. Aliran terbesar agama Hindu saat ini adalah dari golongan Sekte Waisnawa
yaitu menonjolkan kasih sayang dan bersifat memelihara; yang kedua terbesar
ialah Sekte Siwa sebagai pelebur dan pengembali yang menjadi tiga sekte besar,
yaitu Sekte Siwa, Sekte Sakti (Durga ), dan Sekte Ganesha, serta terdapat pula
Sekte Siwa Siddhanta yang merupakan aliran mayoritas yang dijalani oleh
masyarakat Hindu Bali, sekte Bhairawa dan Sekte - Sekte yang lainnya. Yang
ketiga ialah Sekte Brahma sebagai pencipta yang menurunkan Sekte Agni, Sekte
Rudra, Sekte Yama, dan Sekte Indra. Sekte adalah jalan untuk mencapai tujuan
hidup menurut Agama Hindu, yaitu moksha (kembali kepada Tuhan), dan pemeluk
Hindu dipersilahkan memilih sendiri aliran yang mana menurutnya yang paling
baik/bagus.
1.
Sistem
Pemerintahan Hindu
Dalam
perkembangan sejarah selanjutnya maka untuk menunjukkan adanya kekuasaan
tertinggi pada beberapa wanua mereka mengangkat seorang penguasa tertinggi yang
telah mampu menunjukkan kekuasaan dan wewenangnya. Pengangkatan itu memerlukan
suatu upacara penobatan dan dilakukan oleh pemimpin agama. setelah menerima
gelar abhiseka, selanjutnya mereka itu memakai gelar ratu, sang ratu, raja,
Maharaja, Sri maharaja dan lain-lainnya.
Menurut Pitirim A. Sorokin sistem berlapis memang merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Mengenai sistem pelapisan di masyarakat itu, bukan hal yang baru. Bahkan pada zaman kuno dahulu, seorang ahli filsafat Yunani yang kenamaan yaitu Aristoteles juga pernah mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap masyarakat atau negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian itu setidaknya membuktikan bahwa di zaman dahulu itu dan juga pada zaman-zaman sebelumnya, orang telah mengakui adanya pelapisan di masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.
Menurut Pitirim A. Sorokin sistem berlapis memang merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Mengenai sistem pelapisan di masyarakat itu, bukan hal yang baru. Bahkan pada zaman kuno dahulu, seorang ahli filsafat Yunani yang kenamaan yaitu Aristoteles juga pernah mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap masyarakat atau negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian itu setidaknya membuktikan bahwa di zaman dahulu itu dan juga pada zaman-zaman sebelumnya, orang telah mengakui adanya pelapisan di masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.
2.
Kepemimpinan
Pengamatan
atas sumber-sumber sejarah Indonesia Kuna memberi petunjuk bahwa hampir
sebagian besar raja-raja pada zaman Bali kuno mengaku dirinya sebagai keturunan
Wisnu. Misalnya raja Anak Wungsu mengaku dirinya inkarnasi dewa hari (saksat
mira harimurti). Hari sebenarnya adalah nama lain dari dewa Wisnu. Walaupun
demikian, ini tidak berarti bahwa pemujaan kepada dewa-dewa Trimurti lainnya
terutama Dewa Siwa, dilupakan pada masa itu. Hal ini dapat diketahui karena
hampir setiap prasasti yang dikeluarkan oleh sang raja didalamnya terdapat
ungkapan yang menyamakan atau mensejajarkan kedudukan baginda dengan Dewa
Harimurti, dimana Dewa Hari atau Wisnu pada hakekatnya sama dengan Dharma.
3.
Pengaturan
Bagaimana
seorang pemimpin mengatur jalannya roda pemerintahan, hal ini sekaligus akan
mewarnai corak kepemimpinannya. Pada masa pemerintahan raja-raja Bali kuna (abad
8-15) yang bersifat monarchi, pemerintahan diatur menurut buku suci Weda Smrti.
Bukti-bukti tentang ini, berasal dari sumber-sumber prasasti yang ditulis pada
batu (saila prasasti) maupun perunggu (tambra prasasti). Pada masa pemerintahan
Sri Maharaja Haji Jayapangus dan juga dalam periode-periode selanjutnya, kitab
hukum yang sering disebut-sebut ialah kitab Manawasasanadharma,
Manawakamandaka, Manawa Kamandaka Sasanadharma
4.
Sistem Kemasyarakatan.
Sistem
kasta merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau derajat orang
yang bersangkutan. Setiap orang sudah ditentukan kastanya. Sistem kasta ini
muncul dalam masyarakat Indonesia setelah ada hubungan dengan India. Terdapat
empat kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Weisya dan Sudra. Sistem kasta ini
bukan asli Indonesia.
5.
Filsafat dan Sistem Kepercayaan.
Kepercayaan
asli bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme. Percaya adanya kehidupan
sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Kehidupan roh halus memiliki kekuatan
maka roh nenek moyang dipuja. Masuknya pengaruh India tidak menyebabkan
pemujaan
terhadap roh nenek moyang hilang. Hal ini dapat dilihat pada fungsi candi.
Fungsi candi di India sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, selain sebagai
tempat pemujaan, candi juga berfungsi sebagai makam raja dan untuk menyimpan
abu jenazah raja yang telah wafat.
Dapat
terlihat adanya pripih tempat untuk menyimpan abu jenazah, dan diatasnya
didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa. Hal tersebut merupakan perpaduan
antara fungsi candi di India dengan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.
C.
KONSEP KETUHANAN (KEPERCAYAAN) HINDU
1.
Monoteisme: tidak ada batasan yang
menjelaskan tentang konsep monoteisme dalam agama Hindu
2.
Politeisme: mereka berpendapat bahwa setiap
benda , baik bermanfaat maupun tidak memiliki dewa tersendiri yang mereka
sembah, sepertiDewa Air, Udara, Sungai, dan Gunung. Seluruh dewa tersebut
disembah oleh Umat Hindu melalui berbagai macam ritual dan sajian.
3.
Trimurti: pada abad ke-9 SM, para
pendeta Hindu sepakat ada tiga kekuatan Brahmana dalam menciptakan, memelihara
dan melebur alam beserta isinya.
a.
Dewa Brahma : Dewa Pencipta
b.
Dewa Wisnu : Dewa pemelihara
c.
Dewa Pelebur
Siapa saja yang
menyembah salah satu dari tiga dewa diatas, maka ia telah menyembah semua dewa
sekaligus. Hal ini karena ketiga dewa tersebut tidaklah ada perbedaan. Terkait
konsep ini, konsep ketuhanan agama Hindu memberikan pengaruh kuat kepada konsep
ketuhanan agama Nasrani, dalam hal ini konsep trinitas.
Orang-orang
Hindu sangat menyakralkan sapi dan hewan-hewan lainnya, seperti kobra dan kera.
Namun, sapi adalah hewan paling sakral dari semuanya. Patung-patung sapi akan
banyak ditemukan di setiap kuil, rumah, dan pusat keramaian. Keberadaan sapi
sangatlah dijaga. Hewan tersebut tidak boleh disembelih dan disakiti. Jika
seekor sapi mati, maka ia harus dikuburkan dengan cara tertentu.
Umat
Hindu juga meyakini bahwa sosok dewa mereka telah melebur dalam sosok diri
manusia, yaitu Krishna. Pada diri Krishna, telah terjadi persemaian dan
peleburan antara sisi ketuhanan dan sisi kemanusiaan. Umat Hindu memandang
Krishna dengan konsep demikian, sebagaimana Umat Nasrani memandang sosok
Almasih.
·
Sistem Pemerintahan.
Pengaruh India di Indonesia dalam sistem pemerintahan,
adalah adanya sistem pemerintahan secara sederhana. Setelah pengaruh India
masuk, kedudukan pemimpin tersebut diubah menjadi raja serta wilayahnya disebut
kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara Abhiseka, biasanya namanya
ditambah “warman”. Contoh: di Kerajaan Kutai, Taruma dan sebagainya.
Bukti akulturasi di bidang pemerintahan, misalnya :
raja harus berwibawa dan dipandang punya kesaktian (kekuatan gaib), seperti
para Raja disembah menunjukkan adanya pemujaan Dewa Raja.
Konsep kerajaan menurut tradisi Hindu yaitu sebuah alam-semesta kecil yang
berupa mandala yang dipimpin oleh raja dan dikelilingi oleh kekuatan konsentris
yang terdiri dari para pendeta, pemerintah, bangsawan, tentara, dan rakyat
jelata. Masing-masing mandala mewakili area kekuasaan inti sang tuan tanah.
Konsep kerajaan tersebut dapat juga
berupa kerajaan-kerajaan yang dibawahi atau tunduk pada seorang tuan tanah
besar atau maharaja. Dan konsekuensi dari konsep diatas adalah bahwa
kerajaan-kerajaan bawahan harus membayar upeti kepada sang maharaja secara
berkala. Tetapi walau pun begitu penguasa kerajaan bawahan tersebut mempunyai
kekuasaan murni terhadap kerajaan yang diperintahnya. Menurut Coedes adalah
bahwa kerajaan- kerajaan Hindu memiliki kebudayaan yang terorganisasi
berdasarkan konsep agama Hindu dan menganut kepercayaan Hindu Budha, dan
bersamaan dengan mitologi puranas, ketaatan pada Dharmasastra, dan penggunaan
bahasa Sansekerta sebagai alat komunikasi bagi golongan penguasa.
D.
Pengaruh Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu-Budha Terhadap Masyarakat
Hubungan
Indonesia dengan india telah terjalin sejak abad pertama masehi. Hubungan ini
mula-mula terjadi di bidang perdagangan dan berkembang ke bidang agama dan
kebudayaan. Orang-orang india membawa barang dagangan seperti wangi-wangian,
tekstil, mutiara dan permata untuk di jual di Indonesia. Sementara dari
Indonesia mereka membeli barang seperti kayu cendana, kayu gaharu, cengkeh dan
lada. Sejalan dengan berkembangnya hubungan kedua Negara masuk pula agama dan
kebudayaan India ke Indonesia seperti agama hindu, budha, bahasa sansekerta,
huruf palawa dan nama-nama berakhiran warama.
Masuknya
pengaruh india ke Indonesia berjalan lancar dan berkembang dengan baik. Hal ini
disebabkan adanya persamaan kebudaayaan antara india dengan Indonesia.
Kebudayaan india dengan Indonesia tidak jauh berbeda corak dan ragamnya.
Masuknya kebudayaan india ke Indonesia makin memperkaya khazanah budaaya
Indonesia.
Hubungan
Indonesia-India yang telah terjalin berabad-abad membawa dampak sebagai berikut
:
v Masuknya
agama hindu-budha
v Masuknya
bahasa sansekerta dan huruf palawa
v Munculnya
kerajaan-kerajaan bercorak hindu-budha
v Munculnya
nama berakhiran warman
v Wilayah
perdagangan makin luas dan ramai
v Perkembangan
feodalisme makin cepat
v Kemajuan
kebudayaan asli lebih cepat terutama bidang agama.
Berkembangnya hubungan
india-indonesia bukan bersifat kebetulan melainkan didorong oleh factor-faktor
lain sebagai berikut :
Ø Iklim
Iklim
memiliki peranan yang cukup penting terhadap terjadinya hubungan Indonesia
dengan india. Pada saat Indonesia musim hujan orang-orang india melakukan
pelayaran dan perdagangan ke Indonesia dengan memanfaatkan angin muson.
Sesampainya di Indonesia para pedagang india mulai mengumpulkan barang-barang
dagangan untuk dibawa pulang ke negaranya. Mereka tinggal di Indonesia biasanya
sampai 6 bulan karena hasrat menunggu angin yang berganti arah ke barat india.
Karena
lamanya tinggal di Indonesia para pedagang india ada yang menikah dengan penduduk
pribumi dan memiliki keturunan di Indonesia. Selain berdagang, pedagang india
juga aktif menyebarkan agama hindu maupun budha di Indonesia. Mereka tidak
mengalami kesulitan ketika menyebarkan agama sebab para pedagang india ini lama
hidup ditengah-tengah masyarakat sambil menanti datangnya angin ke arah barat.
Ø Letak
Indonesia
posisi
Indonesia pada persimpangan jalan perdagangan internasional antara eropa dan
asia. Posisi semacam ini sangat menguntungkan Indonesia karena selalu terlibat
dalam percaturan perdagangan internasional khususnya antara
india-indonesia-china.
Ø Pengaruh
Perguruan Tinggi Nalanda
Perguruan
Tinggi Nalanda di india memiliki daya tarik tersendiri bagi orang-orang
Indonesia yang hendak belajar memperdalam agama budha. Pada masa Balaputradewa
(Sriwijaya) memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan agama
Budha. Orang-orang Indonesia yang belajar di Nalanda dibuatkan asrama sebagai
tempat tinggal mereka di india. Dengan demikian hubungan india dengan Indonesia
sudah mulai melebar ke dalam bidang agama baik hindu maupun budha.
Ø Agama
hindu
Agama
hindu di india muncul sebagai akibat adanya perpaduan antara kepercayaan bangsa
arya dan bangsa dravida. Bangsa arya adalah bangsa pendatang dan bangsa
dravida adalah bangsa asli india. Hubungan kedua bangsa di bidang
kepercayaan melahirkan kepercayaan baru yakni Hindu.
Hindu
mengenal adanya pemujaan para dewa. Diantara para dewa yang paling di puja
adalah Brahma, Wisnu dan Siwa yang sering disebut trimurti. Diantara ketiga
dewa tersebut yang paling banyak di puja adalah dewa siwa (siwa mahadewa).Agama
hindu mengenal kitab suci yang disebut Weda (pengetahuan tertinggi).
Weda
dibedakan menjadi empat himpunan sebagai berikut :
1.
Rigweda, berisi syair-syair pujian
terhadap para dewa.
2.
Samawesa, beridi syair-syair dari
Rigweda, tetapi sudah diberi tanda-tanda nada agar dapat dinyanyikan.
3.
Yajurweda, berisi doa-doa pengatar
sesaji kepada para dewa yang diiringi penyajian Rigweda dan nyanyian Samaweda
4.
Atharwaweda, berisi mantra-mantra dan
jampi-jampi untuk sihir dan ilmu gaib untuk mengusir musuh dan penyakit.
Sementara masyarakat
hindu dibedakan menjadi 4 kasta, yakni :
1.
Kasta Brahmana (para pendeta)
2.
Kasta Ksatria (raja, bangsawan dan
prajurit)
3.
Kasta Waisya (pedagang dan buruh
menengah), dan
4.
Kasta Sudra (petani dan buruh kecil)
Pembagian
masyarakat menjadi empat kasta sebenarnya bukan dari ajaran Hindu, melainkan
upaya bangsa arya agar darah keturunannya tidak ternoda oleh keturunan bangsa
Dravida. Oleh karena itu diadakan pengelompokan berdasarkan status social
mereka dalam masyarakat.
C. TEORI-TEORI TENTANG MASUKNYA AGAMA
HINDU DI INDONESIA
Agama
hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang india. Yang menjadi pertanyaan
dari golongan manakah mereka ini? Sebab di dalam hindu tidak semua orang bisa/boleh
menyiarkan hindu. Oleh karena itu para ahli menyimpulkan adanya beberapa teori
tentang masuknya agama hindu ke Indonesia. Yakni :
o
Teori Brahmana
Menurut
teori ini agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh golongan Bramana sebab
hanya golongan inilah yang berhak mempelajari dan menyebarkan agama hindu.
Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana
golongan brahmana ini bisa sampai ke Indonesia, sebab mestinya mereka ini tidak
boleh meninggalkan tanah airnya.
o
Teori Waysia
Menurut
teori ini agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang india.
Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang, namun disela-sela waktu berdagang
mereka memanfaatkan untuk menyebarkan agama. Apalagi para pedagang india yang
ada di Indonesia tidak hanya satu atau dua minggu tinggal di Indonesia
melainkan sampai enam bulan sambil menunggu datangnya angin yang membawa
mereka ke arah barat. Nah, selama mereka tinggal di Indonesia mereka gunakan
untuk menyebarkan agama di sela-sela kegitan perdagangan mereka.
o
Teori Ksatria
Teori
ksatria didukung oleh Nehru dan majundar. Menurut teori ini golongan ksatria
india melakukan kolonisasi atau penaklukan-penaklukan di luar india, termasuk
Indonesia. Di daerah taklukan inilah mereka menyebarkan agama hindu. Teori
ksatria disebut pula teori kolonisasi.
o
Teori Sudra
Menurut
teori ini kaum sudra meninggalkan negerinya karena ingin mencari penghidupan
yang lebih baik di Negara lain. Sebab mereka ini kelompok masyarakat india yang
menjadi korban system kasta. Golongan sudra merupakan golongan mayoritas. Namun
karena kedudukan mereka dipandang sebagai golongan masyarakat bawah mereka
tidak banyak mendapat kesempatan dalam pemerintahan. Mereka keluar india
kemudian menyebarkan agama di daerah yang mereka singgahi, termasuk Indonesia.
Dari
ke-4 teori ini yang mendekati kebenaran adalah teori Brahmana
o
Teori Masuknya Agama Budha
Agama
Budha lebih terbuka sifatnya ketimbang agama Hindu. Artinya siapa saja bisa
mengembangkan ajaran agama Budha tanpa harus memandang dari golongan mana
mereka ini
Agama
Budha masuk ke Indonesia lebih awal ketimbang Hindu. Diperkirakan budha masuk
ke Indonesia abab 2M. pendapat ini didasarkan pada penemuan patung Budha di
Sempaga, Sulawesi Selatan abad 2M. namun dalam perkembangannya agama budha
terdesak oleh hindu yang baru masuk abad 4M. agama budha mulai berkembang abad
7M ditandai dengan berdirinya kerajaan sriwijaya.
Lalu
siapa yang membawa agama budha sampai ke Indonesia? Berikut ini pendapat yang
mendukungnya.
Ø Para
pedagang
Hubungan
india dengan Indonesia yang terjalin sejak awal abad masehi menyebabkan
masuknya pengaruh india ke Indonesia bidang agama. Orang-orang india yang
paling besar peranannya terhadap masuknya pengaruh budha ke Indonesia ialah
para pedagang. Mereka inilah kelompok masyarakat yang paling luwes bergaul
dengan masyarakat lain di Indonesia sehingga lewat merka ini pula agama budha
masuk dan berkembang di Indonesia.
Ø Dharmaduta
Selain
lewat perdagangan, agama budha masuk ke Indonesia melalui petugas khusus yaitu
Dharmaduta. Mereka ini lebih paham tentang ajaran mereka dan memiliki keahlian
tersendiri bagaimana dia harus menyebarkan agama ditengah-tengah masyarakat.
Dampak Perkembangan
Hindu dan Budha di Indonesia
Bidang politik
§ Munculnya
kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu dan Budha seperti kutai, tarumanegara,
mataram, majapahit dan sriwijaya.
§ Munculnya
system kemaharajaan sehingga seorang pemimpin tidak dipilih dengan demokratis
melainkan turun-temurun.
§ Munculnya
feodalisme
Bidang Agama
§ Kepercayaan
animisme dan dinamisme yang berkembang sebelum masuk hindu-budha mulai menyatu
dengan hindu-budha (sinkritisme)
§ Munculnya
aliran tantrayana di jawa timur seperti yang dianut oleh kertanegara dari
singosari
§ Munculnya
pemujaan para dewa yang sebelumnya tidak dikenal dalam masyarakat dinamisme dan
animisme.
Bidang Seni Bangun
Dampak
masuknya Hindu-Budha di Indonesia ialah munculnya bangunan-bangunan berupa
candi. Candi berasal dari kata candika yaitu dewi durga (istri siwa) dia
sebagai dewi maut. Maka candi fungsinya untuk memuliakan orang mati missal araj
atau orang terkemuka. Sedang bagi agama budha candi berfungsi sebagai tempat
pemujaan dewa. Munculnya bangunan-bangunan candi di Indonesia merupakan dampak
masuknya hindu dan budha di Indonesia.
Bidang Seni Rupa
Bidang
seni sastra mengalami perkembangan sangat pesat sejak masuknya hindu dan budha.
Pembuatan candi dan patung yang disertai relief merupakan bagian yang tak
terpisahkan dengan bidang seni rupa. Pada candi Borobudur terdapat relief
sidharta Gautama dan di candi prambanan terdapat relief yang mengisahkan
Ramayana dan krenayana.
Bidang sastra dan aksara
Sejak
msauknya agama hindu dan budha di Indonesia, bahasa sansekerta dan huruf palawa
mulai digunakan dalam penulisan prasasti dan kitab sastra, misalnya : prasasti
kutai, prasasti tugu, prasasti kebun kopi, prasasti canggal, dan
lain-lain. Sementara kitab-kitab sastra baru muncul pada zaman airlangga dan
mencapai puncaknya pada zaman Kediri dan majapahit. Dalam perkembangannya
bahasa sansekerta dan huruf palawa mengalami akulturasi dengan bahasa dan huruf
jawa sehingga munculah bahasa jawa kuno dan huruf jawa kuno.
Bidang Kalender
Masuknya
hindu dan budha berdampak pula pada penggunaan tahun saka dalam system
perhitungan waktu di Indonesia. Tahun saka dimulai pertama kalu pada tahun 78M
pada masa raja Kanisca I di india. Ketika hindu berkembang di Indonesia,
penggunaan tahun saka di masyarakat sudah banyak. Namun penggunaan tahun saka
mulai berkurang lagi ketika masuk di Indonesia.
Bidang Perdagangan
Masuknya
hindu dan budha di Indonesia makin memperluas wilayah perdagangan di Indonesia.
Hal ini disebabkan masuknya Hindu ke Indonesia terkait dengan masuknya pedagang
india ke Indonesia.
Bidang Sosial Masyarakat
Sejak
masuknya pengaruh hindu di Indonesia, pembagian kelompok masyarakat berdasarkan
kasta mulai dianut sebagian masyarakat Indonesia yang beragama hindu.
Penggolongan masyarakat berdasarkan system kasta ini didasarkan atas kedudukan
seseorang dalam masyarakat atau karena keturunan.
D. KESIMPULAN
Masuk
dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dari India ke Indonesia
terjadi karena adanya hubungan antara bangsa Indonesia, India,dan bangsa-bangsa
lainnya di kawasan Asia Selatan ,Timur,dan Tenggara.Hubungan tersebut tidak
hanya terjadi melalui perdagangan tetapi juga terjadi melalui kegiatan politik
dan diplomasi,pelayaran,pendidikan,dan kebudayaan.Melalui lalu lintas
tersebut,terjadi pertukaran barang,pengalaman,dan kebudayaan Hindu dan Buddha.
Pendapat
mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia,
yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori Arus
Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa
pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha
merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan
turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan Singhasari, Kerajaan
Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh
terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan asli Indonesia
tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses
penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.
- Get link
- X
- Other Apps
Popular posts from this blog
MAKALAH IBNU AL NAFIS DAN ALZAHRAWI
A. Bigrafi Ibnu Nafis Nama lengkap Ibnu Nafis adalah al-Din Abu al-Hasan Ali Ibn Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi . Dia biasa dipanggil dengan Ad-Dimasyqi , karena ia dilahirkan di Syam dan awal masa mudanya ia habiskan di kota Damaskus, sebagaimana dia juga dipanggil dengan Al Mishri , karena ia telah mengabiskan sebagian besar usianya di kota Cairo dan memiliki ikatan yang kuat dengan Mesir dan penduduknya. Selain itu, ia juga mempunyai nama panggilan lain, yaitu The Second Avicenna (Ibnu Sina Kedua), yang diberikan oleh para pengagumnya. Ibnu Nafis lahir pada tahun 1213 di Damaskus referensi lain menyebutkan ia dilahirkan di Syria pada tahun 607 H (1210 M). Ia menghabiskan masa kecilnya di kota tersebut hingga menjelang dewasa. Dia tinggal dan menetap di Mesir hingga ajal menjemputnya. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Ibnu Nafis menempuh pendidikan kedokteran di Medical College Hospital. Gurunya adal...
MAKALAH KERAJAAN ISLAM DI MALUKU UTARA
KERAJAAN – KERAJAAN ISLAM DI MALUKU UTARA DAN PROSES MASUKNYA ISLAM PADA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI PAPUA A. Kerajaan – Kerajaan Islam Di Maluku Utara Kepulauan Maluku menduduki posisi penting dalam perdagangan di Nusantara. Mengingat keberadaan daerah Maluku ini maka tidak mengherankan jika sejak abad ke-15 hingga abad ke-19 kawasan ini menjadi wilayah perebutan antara bangsa Spanyol, Portugis dan Belanda. Kepulauan Maluku sangat penting peranannya karena Maluku adalah penghasil rempah-rempah terbesar pada waktu itu sehingga bayak negara yang berdatangan ke Maluku. Sejak awal diketahui bahwa didaerah ini terdapat dua kerajaan besar bercorak Islam, yakni Ternate dan Tidore. Kedua kerajaan ini terletak di sebelah barat Pulau Halmahera di Maluku Utara. Kedua kerajaan itu pusatnya masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore. Tanda-tanda awal kehadiran Islam ke daerah Maluku dapat diketahui dari sumber-sumber berupa naskah-naskah kuno dalam bentuk hikayat seperti ...
MAKALAH KERAJAAN ISLAM DI RIAU DAN JAMBI
BAB I PENDAHULUAN ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA Kedatangan Islam di Nusantara Kedatangan Islam di Nusantara menimulkan banyak perdebatan mengenai bagaimana secara pasti ajaran Islam masuk ke Nusantara. Terdapat tiga teori yang bisa menjadi acuan mengenai kedatangan Islam di Nusantara. 1. Teori Gujarat Sarjana-sarjana Barat mengatakan bahwa Islam masuk berasal dari Gujarat, dan disebarkan oleh pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur sekitar abad ke-13 M. Pendapat ini juga didukung oleh Moquetta yang berkesimpulan bahwa batu nisan Sultan Malik mirip dengan batu nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat 2. Teori Persia Adalah pendapat dari Hoesein Djajadiningrat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari Persia. Hal ini didasari atas kesamaan tradisi antara masyarakat Persia dengan Indonesia, diantaranya Tradisi Tabot dan tradisi merayakan 10 Muharam. 3. ...
Comments
Post a Comment